Orang Gila di Balik Penusuk Ulama, Anggota DPRD Pekanbaru Kawatir Dimanfaatkan Oknum !

  • Senin, 14 September 2020 - 09:49:14 WIB | Di Baca : 3730 Kali
Mulyadi, Amd Anggota DPRD Kota dari Fraksi PKS

 

SeRiau- Belum hilang dari ingatan kejadian penusukan imam Masjid Al-Falah Pekanbaru yang ternyata pelakunya orang dengan gangguan jiwa atau orang gila, kini terjadi lagi penusukan ulama dalam hal ini Syaikh Ali Jaber yang kabarnya pelaku juga orang gila. Anggota DPRD Kota Pekanbaru khawatir atas kondisi ini dimanfaatkan oleh oknum yang memiliki misi tertentu.

"Kita khawatir ini menjadi inspirasi oleh yang lain untuk melakukan perbuatan serupa, kalau seandainya semua pelaku yang dianggap gila lepas dari jeratan hukum, pasti kedepan akan terus berulang hal serupa," kata Anggota DPRD Kota Pekanbaru dari Fraksi PKS, Mulyadi saat diwawancara melalui selulernya, Senin (14/9/2020).

Mulyadi menegaskan bahwa pelaku penyerangan kepada ulama merupakan aksi teroris dan kalangan radikal, namun masyarakat tidak pernah mengetahui proses hukum yang diberkan kepada para pelaku dikarenakan ending dari perbuatannya itu dinyatakan mengalami gangguan jiwa dan proses selanjutnya menghilang begitu saja.

"Kita khawatir ada sutradara di balik ini, tugas aparat penegak hukum untuk mengungkap semua ini," pinta Mulyadi.

Mulyadi menghimbau kepada semua umat muslim untuk tetap menjaga diri untuk tidak melakukan perbuatan melanggar hukum dengan main hakim sendiri, tetap hargai proses hukum. Atas kejadian yang berulang ini, Mulyadi meminta umat Islam lebih ketat lagi dalam menjaga keamanan para ulama dari serangan orang gila.

"Mungkin kedepan harus diperketat lagi kalau ulama dan ustadz-ustadz kita turun, harus kita jaga dengan tenaga keamanan, untuk menjaga aset umat ini agar tidak dicelakai oleh teroris dan orang gila," pintanya.

Ulama dan pendakwah Syekh Ali Jaber sebelumnya meminta kepolisian untuk mengusut tuntas kasus penusukan yang dialaminya. Syekh Ali menduga, ada motif tertentu yang membuat dia menjadi incaran pelaku.

"Kalau urusan pribadi, saya tidak ada tuduhan, tapi secara hukum, dia (pelaku) harus diproses," kata Ali Jaber saat ditemui usai kejadian di Rumah Hijrah Annaba, Sukarame, Ahad (13/9/2020) malam, dikutip kompas.com.

Ali juga mempertanyakan motif penusukan yang dialaminya. Sebab, ada beberapa kejanggalan ketika melihat sosok pelaku. “(pelaku) bukan orang yang, maaf, gila sembarangan. Pertama dari segi kekuatan, badannya kurus, kecil. Tidak mungkin jika melihat tubuhnya bisa ada kekuatan sampai separuh pisau menusuk,” kata Ali Jaber.

Ali bersyukur sempat menengok sekilas ke arah kanan. Beberapa detik sebelum ditusuk, dia sedang berinteraksi dengan jemaah yang berada di sisi kiri panggung.

“Mungkin jika saya masih fokus dengan jemaah di sebelah kiri, mungkin sangat mudah dia menusuk bagian dada atau di leher. Karena dia tangan di atas, bukan menusuk ke perut,” kata Ali Jaber.

Sebelumnya Ali Jaber ditusuk seorang pemuda berinisial AA saat menghadiri pengajian dan wisuda Tahfidz Alquran di Masjid Falahudin yang berada di Jalan Tamin, Kecamatan Tanjung Karang Barat, Ahad (13/9/2020) sore.

Akibat kejadian itu, Ali Jaber menderita luka tusuk di bahu dan harus menerima enam jahitan di bagian dalam dan empat jahitan di bagian luar.

Adapun pelaku ditangkap oleh jemaah dan telah diserahkan ke pihak berwajib. Saat ini polisi masih menyelidiki motif penusukan. (***)





Berita Terkait

Tulis Komentar